Friday, 8 July 2011

Miangas: an introduction and how to get there.

Setelah gw memamerkan foto-foto gw di Miangas, banyak yang tanya gimana caranya kesana? well now I will share it with you then...

Introduction
Bagi yang belum tahu Miangas itu dimana, gw cerita dulu yaa. Miangas adalah pulau kecil seluas 3 Kilometer persegi yang terletak di Sulawesi Utara. Walaupun pulaunya super kecil tapi ia punya keiistimewaan (in a positive and negative way). Pertama, pulau ini terletak di perbatasan antara Filipina dan Indonesia. Faktanya pulau ini lebih dekat ke Filipina dibanding negara kita sendiri lho!. Kedua, pulau ini sudah menjadi sengketa sejak zaman kolonial, antara Belanda (saat itu menguasai hindia atau indonesia) dan Amerika Serikat (saat itu menguasai Filipina). Namun melalui Mahkamah Internasional diputuskan Pulau ini milik Belanda dan hingga saat ini Indonesia 'mewarisi' pulau tersebut.


Kehidupan Masyarakatnya bisa dibilang cukup miris. Bahan makanan pokok sulit didapat, mengingat tidak setiap saat akses transportasi dari pulau terdekat di Indonesia masuk ke pulau ini. Kebayang ga, satu-satunya penghubung dengan pulau terdekat (indonesia) adalah kapal laut dan kapal perintis yang hanya masuk 2 minggu sekali kesini. Tak jarang masyarakatnya harus berbelanja ke negara tetangga yang dapat ditempuh dalam waktu lebihsingkat. Barang-barang yang masuk pun tak bisa sembarangan dan dijaga ketat oleh militer dengan alasan Miangas adalah salah satu jalur masuk Teroris dari Filipina.

Mata pencaharian utama masyarakatnya adalah nelayan, tapi jika BBM mulai langka atau ada kejadian harga BBM pernah melambung hingga Rp.25.000/per liter mereka hanya bisa mengandalkan Kopra sebagai sumber penghasilan yang tak seberapa.

Walaupun begitu, pulau ini memiliki pemandangan laut dan pantai yang sangat indah. Disini kita bisa menikmati view laut pasifik dan pasir putih. Di pulau ini juga kita bisa lihat tugu atau monumen yang dibangun oleh pemerintah. Lo bisa lihat Monumen Santiago dekat dermaga, monumen paling baru yang dibuat pemerintah. Dua tugu lainnya bisa dilihat di sisi pantai yang lain. Katanya sih ada 7 tugu di pulau ini, tapi gw cuma ketemu 3 saja.

Hal lain yang bisa dilakukan, tentunya bercengkerama dan berdiskusi dengan warga sekitar. Mereka cukup welcome kalau ada orang luar Miangas yang berkunjung kemari. Kalian bisa berdiskusi dengan masyarakat asli sana tentang sejarah pulau ini dan kehidupannya. Gw yakin setelah itu kalian makin aware sama issue perbatasan dan makin bersyukur dengan hidup kalian. Ini salah satu hal yang gw suka ketika Traveling, you learn something from the journey, dari orang-prang baru yang lo temui especially local people. So ketika pulang lo ga cuma sekedar pamer foto dan cerita udah pernah jalan-jalan kesana. Gw aja yang cuma bersandar 2 jam disana masih terkenang-kenang perjalanan itu. Apalagi yang punya kesempatan untuk menginap disana ?



How to get there?
Jika lo berangkat dari Jakarta, perjalanan bisa ditempuh dengan pesawat ke Manado terlebih dahulu. Dari sini dapat dilanjutkan dengan Kapal Laut dari pelabuhan Bitung, dari Manado bisa ditempuh dengan kendaraan sekitar 2 jam. Dari pelabuhan Bitung lo harus menempuh 3 hari perjalanan untuk sampai ke Pulau Miangas (seru kan perjuangannya :p ). Kalo mo lebih seru lagi yaa naik kapalnya dari JKT a.k.a Tanjung Priok ke Bitung (4 hari 3 malem) trus lanjut dengan kapal lain (3 hari 2 malam). *jangan pingsan duluuuu...

Pilihan lain, jika punya budget lebih lo bisa langsung naik Lion Air mengambil tujuan JKT-Melonguane, yang biasanya berangkat hari Sabtu. Melonguane adalah satu-satunya ibukota kabupaten di kepuluan talaud yang memiliki bandar udara. Nah, dari sini pun lo tetep harus meneruskan perjalanan dengan kapal laut selama semalam untuk sampai ke Miangas. dari melonguane lo mesti naik semacam speedboat ga sampe 15 menit untuk ke pulau tetangga, karena kapalnya bersandar di pulau lain.

Alternative Transportation:
Kapal PELNI:
Tg.Priok-Bitung (manado)
Bitung-Miangas
(tarif bervariasi, soalnya ada 4 macam kelas plus Full AC)
info:
www.pelni.co.id (call centre: 021-79180606)
Pelni Tg.Priok: 021-43933196
Pelni Bitung: 0438-33848/31818

Kapal Perintis Meliku Nusa:
Bitung-Miangas
(sekitar 100-150 ribu, kelas ekonomi ga ada AC)

Pesawat:
LION AIR JKT- Melanguane
LION AIR Manado-Melanguane (sekitar 700-800 ribu)
www.lionair.co.id

Taksi plat hitam:
Bandara Manado (sam ratulangi)-Pelabuhan Bitung
bisa lo temui saat keluar bandara, biasanya Avanza warna abu-abu atau hitam.

Penginapan:
Jika mesti menginap di hotel karena menunggu jadwal kapal, gw sarankan kalian menginap di dekat pelabuhan Bitung, rate nya sekitar 100-150 ribu.

Untuk menginap di Miangas bisa menumpang dengan warga sekitar, tapi harus inget etikanya: bawa kebutuhan sembako ata uang untuk ucapan terima kasih.

*untuk cerita perjalanan gw,bisa liat di posting gw Miangas Assignment: The Unt*ld Stories

Friday, 10 June 2011

Conquering (MySelf at) Gunung Gede Part 1 (From Jkt to Kandang Badak)


-->
Sudah seminggu yang lalu gw menyelesaikan perjalanan gw ke Gunung Gede. Pegel-pegelnya masih berasa, begitu juga pengalamannya begitu membekas dihati. *alaahhh.

Perjalanan ini sangat berkesan terutama bagi sebagian besar orang dari kami yang baru pertama kali naik gunung atau yang sudah lama ga naik gunung dan ga sadar umur… *tunjuk tangan* hahaha…



Rencana perjalanan ini tercetus dari salah satu status FB anggota ‘ embrio’ Klub Jalan-jalan Alumni FEUI yang ngiri sama anggota lain yang pada sibuk jalan sendiri. Tim ini terdiri dari delapan orang, tiga orang cewek dan lima orang cowok dengan latar belakang berbeda-beda. 2 orang pegawai BUMN, 1 orang PNS, 1 orang preman tanah abang, 1 orang pegawai swasta, 1 orang mahasiswa, dan 1 orang yang baru jadi pengangguran bermartabat (soalnya nganggur karena kehendak sendiri, bukan di pecat…hehehe).

Overprepared?
Setelah kesepakatan dan diskusi di Status FB salah satu anggota klub, Akew ketua Tim perjalanan mulai ngasih kita direction mengenai persiapan pendakian Gunung. Dia message kami melalui FB tentang daftar barang yang harus dibawa, gw kebingungan sendiri, melototin daftar barang bawaan sampe dua lembar begitu?! sampe segitunya kah harus bawa sleeping bag, matras, peniti, kapas, ini mo ke Rinjani apa Gede sih? Perasaan ga segitunya deh. Gw sempet kesulitan mencari jaket tebal dan ponco buat pengganti raincoat. (dan baru nyadar pentingnya barang-barang itu waktu diatas gunung..hehe..maap ya kew).

Tiga Kloter keberangkatan
Keberangkatan awal Tim ke cibodas (pos awal Gn Gede) ini dibagi menjadi 3 kloter. Pertama si Akew yang harus ngejar waktu biar bisa daftar sebelum jam 16.30 sore supaya kita bisa mulai naik malam hari) kloter 2 ( Gw, Fajar, Eka dan Ninis) tim yang males ikut akew dan ga tergoda sama rayuan ketua Tim 3 Eric yang nyogok Magnum kepada siapapun yang mo ikut sama dia brangkat sore. 2 orang yang kena rayuan eric adalah Asep dan Gifar (padahal sampe sekarang magnumnya blom dibayar -_- )

Kloter gw mulai naik bis dari kampung rambutan dengan kemacetan yang luar biasa. Mulai dari efek long weekend sampe efek Wakil presiden yang ternyata sedang ada acara di sekitar Puncak. Peraturan yang tidak membolehkan kendaraan ukuran besar melalui jalur puncak, membuat bis yg gw tumpangi harus muter2 untuk mencari jalan tikus. Alhasil kami baru sampe sekitar jam 7 malam. Sampe cibodas kami langsung mencari ketua tim kami Akew, kita menemukan akwe tertidur di bangku salah satu warung berbantal backpack sambil megang Al-Quran yang gw rasa udah khatam 3x saking lamanya nunggu kita..hahaha.

Sambil mengisi perut dengan makan indomie+nasi+lauk dari ibu, kami pun mengobrol sambil menunggu tim kloter 3. Mereka datang satu jam kemudian. Setelah semua tim sholat dan makan, kami memutuskan menginap di warung makan yang memang menyediakan ruangan khusus untuk bermalamnya para pendaki gunung.

(BadNews, karena hari ini hari libur, maka pos pendakian tutup lebih awal jam 15.30, maka kamipun harus delay keberangkatan menjadi besok pagi saat Pos Pendakian kembali buka jam 9)

Sebelum tidur, akew sang ketua tim m'briefing kami untuk keberangkatan esok hari. Setelah briefing ternyata sebagian besar dari kami belum ngantuk, kami pun tenggelam dalam aimless conversation yang sangat seru. Mulai dari ngegosipin temen2 kami yang mo nikah, Curcol nya pegawai BUMN dan PNS, konfirmasi sang ketua tim atas masa lalu nya (hahaha), sampe karakter psikologi sanguinis-melankolis-pragmatis-plegmatis yang diperkenalkan oleh eric. Sekitar jam setengah satu pagi satu persatu anak mulai tertidur.

Let the Journey begins!
Sesudah sholat subuh,sarapan, repacking barang bawaan, dan mandi bebek (kenapa gw sebut bebek? karena SUMPAH AIRNYA DINGIN BANGET! gw pun hanya berani cuci muka dan ciprat sana-sini) maka kami berangkat ke pos pendakian sekitar jam 9 pagi. Setelah Agak lama menunggu akew di pendaftaran kami pun memulai perjalanan! (baru jalan seratusan meter kok gw udah ngos-ngos n keringetan yak *hoshh hoshhh)

Track pertama gunung ini masih berbaik hati memberikan tangga2 yang terbuat dari batu, jembatan dari kayu-kayu., dan jalan yang masih terhitung landai. Sekitar satu jam perjalanan, track mulai berbentuk jalan kecil dari batu2.

Pemandangan pertama yang kami lihat adalah telaga biru. Ga bisa lama-lama disini dan berfoto2 karena kami harus kejar waktu utk sampai pos kandang badak sebelum gelap. Sekitar 3 jam kemudian kami sampai di pos pertama: Panyancangan. Istirahat dengan nutrijell buatan Eka dan peregangan otot yang dipimpin kang Asep, kami siap brangkat kembali ke pos selanjutnya, Pos Air panas.

Pos Air Panas. Spot ini adalah spot yang cukup menegangkan, karena kita harus berjalan diatas aliran sungai airpanas (Banget!) plus kadang dengan jarak pandang minim dan bertumpu pada batu-batu kali, sementara sebelah kanan kami hanya jurang menganga yang dilindungi tambang2 terbuat dari besi.

Disini ketakutan pertama gw diuji, takut sama ketinggian, gw takut banget kepeleset dari batu yang membuat gw sempet berhenti lama, sampe akew yang jalan dibelakang gw harus nyusul duluan untuk nunjukin jalur batu-batu aman.

Sekitar jam 3 sore kami akhirnya sampai di Di pos air Panas. Disini kami istirahat cukup lama untuk sholat dan menghangatkan badan dengan air jahe. Fajar dan akew harus berangkat duluan untuk membuat tenda di Pos Kandang Badak. Disini gw pun menyempatkan diri merendam kaki, cuci muka, dan wudhu dengan aliran air panas dari sungai kecil itu.Segerrrr...!

Ketika akan berangkat menyusul akew dan fajar, hujan turun makin deras--kamipun men-delay perjalanan. Sekitar pukul 4 sore setelah hujan agak reda kami berenam meneruskan perjalanan ke Kandang badak. Karena kami khawatir hujan akan turun lebih deras, kami harus memakai raincoat/ponco dalam perjalanan ini. Dalam keadaan badan yang basah dan capek, ditambah track yang licin, naik-turun, becek, dan jalur yang kadang tidak terlihat--gw bener bener hopeless. Ditambah lagi langit yang makin gelap dan waktu menunjukkan pukul stengah 6 tapi kami ga kunjung sampai ke kandang badak. Saat break terakhir (sebelum sampai kandang badak), entah kenapa tiba2 perjalanan dimudahkan, track-nya makin landai dan perjalanan cukup ringan dan anehnya ga ada dari kami yang minta break dalam waktu yang lama, kalo ga salah itung2 ini kayanya rally terpanjang kita. Dalam keadaan yang bener2 hopeless dan langit udah bener2 gelap (hampir kita ngeluarin senter untuk bantuan penerangan) tiba2 kita nemu palang besi informasi yg cukup gede : kita sampe KANDANG BADAK!!! Reflek lah anak2 manggil2 (baca : teriak) akew dan fajar diantara tenda-tenda pendaki, ga sabar rasanya menemukan tenda secara kita udah basah n kedinginan. Setelah buat keributan diantara tenda-tenda pendaki, kami melihat fajar memanggil kami. Finally!!!

*Off The Record sindrom drama queen gw keluar, gw agak mewek karena perubahan emosi yg drastis dari Totally Hopeless ke RELIEVE* (drama queen bgt kan?)
~Bersambung~

Sunday, 13 February 2011

Met Pak Habibie

Jumat, 24 Desember 2010 secara dadakan janjian sama Ode n Devil (junior di kampus) ke Gramedia Matraman buat ikutan Booksigning nya buku Habibie & Ainun. Janjiannya pun via twitter.

Sampai di Gramedia Matraman langsung ngantri di spot book signing, padahal Pak Habibie-nya pun masih datang setengah jam kemudian.

Pak Habibie akhirnya dateng sekitar jam 2 siang, tepat waktu.
Apalagi selama ngantri beberapa kali pak habibie senyum ke semua orang yg ngantri, n sempet melihat gw. Deg2an!!!(kok kaya ABG ketemu westlife yak).

Kesan pertama gw: dari mukanya udah keliatan, hidupnya pasti sehat, sering olahraga, n dari cahaya di mukanya bisa dipastikan ibadahnya ga pernah ketinggalan.

Beliau di dampingin sama Adri Soebono n keponakan lainnya, beberapa cucunya, dan ajudan2nya yang agak 'tegas' (baca: galak)

Kita Bertiga excited banget ketemu Pak Habibie. n punya cerita masing2.
Ode yang sebentar lagi mo berangkat ke Korea untuk S2 mo 'salim' minta restu sama Pak Habibie.Restu didapat, terharu pula dia (mission accomplished)
Devil juga salaman sama Pak Habibie n Adri Soebono. Devil bilang "orang hebat emang udah berasa dari cara salamannya!" (mission accomplilshed)
Gw? gw ga sempet salaman karena ga berani sama ajudannya yg mengelilingi dia, tapi cuma gw satu-satunya yang dijinin sama Adri Soebono buat foto sama Pak Habibie. eh...hasil fotonya blur! >_< (mission GAGAL...hahaha).

Saturday, 15 January 2011

Green Canyon (turned out to be brown actually)

Akhir Desember 2010 kemarin gw traveling ke daerah Green Canyon, Pangandaran. Dengan budget 450ribu dan menggunakan mobil pribadi gw berangkat dengan keempat teman-teman gw. FYI budget 450ribu itu sudah termasuk bensin, penginapan, makan, jalan-jalan dan akomodasi di sekitar green canyon, dan perintilan lainnya. Pilihan lain kalo ga punya mobil pribadi adalah BIS BUDIMAN jurusan Pangandaran yang bisa ditemui di terminal kampung rambutan atau lebak bulus. Dari Pangandaran bisa sewa ojek ke daerah Batu Karas atau langsung ke Green Canyon.

Kami berangkat Jumat malam jam 10 start dari Plaza Semanggi. Perjalanan ditempuh hampir 10-11 jam soalnya kita sempet break makan malam dan sholat subuh + tidur sekitar 1 jam di parkiran mushola

Kami lebih memilih menginap di Kawasan Pantai Batu Karas dengan pertimbangan: Pantainya lebih bagus dari pangandaran, lebih dekat ke Green canyon, dan ga terlalu ramai. Kamipun mendapatkan hotel yang sangat strategis, pas depan Pantai Batu Karas...tinggal koprol 7x udah sampe.hehe. Di Pantai ini teman-teman gw sempat coba Flying Fish, Banana Boat, Surfing, sementara gw jaga tas aja...soalnya males ahh harus mandi lagi.


Sewa kapal dari Cukang Taneuh (pool nya kapal-kapal sewaan ke Green Canyon) kita cukup bayar 70ribu. Satu kapal bisa memuat 6-7 orang. Sekitar 15 menit dari Cukang Taneuh, kita udah bisa melihat pemandangan dinding-dinding batu yang sangat tinggi dengan rintikan air dari atasnya. btw ehh kok ga Green yaa?! cenderung BROWN! alias Butek!ahh mungkin efek hujan sehari sebelumnya, tetep bagus kok :)


Eh iya, sewa kapal 70ribu tadi belum termasuk 'layanan' kalo kita mau nerusin perjalanan ke 'dalam' Green Canyonnya. Biaya harus ditambah sekitar 150-200 ribu tergantung eiger lo buat menawar.Dari spot tertentu dimana kapal ga bisa masuk, kami harus berenang melawan arus dengan modal life-vest. Jangan khawatir dua orang mas-mas guide siap narik kita kalo kita kecapekan berenang. Di satu titik kitapun bisa melihat orang-orang yang siap terjun dari Batu berbentuk payung. Grup gw ga mo kalah, 3 dari 5 anggota pun ikut nyoba aksi gila ini (gw ga termasuk..hehe...).

Setelah itu, kami melanjutkan berenang melawan arus dan sampai titik tertentu kami pun melemparkan diri ke tengah sungai dan membiarkan badan ini terbawa arus...wohooo...seruuu...walaupun harus beberapa kali ketelen air!ooiyaa, harus hati-hati juga saat berenang melawan arus, karena salah-salah badan kita bisa tergores batu kali yang tajam-tajam.

Setelah ga sampe 3 menit kebawa arus sungai Green Canyon (padahal perjuangan berenang melawan arusnya sampe 20menitan -__-) kitapun kembali ke Cukang Taneuh dengan oleh-oleh baret-baret di tangan dan kaki. Yaa..sengsara membawa nikmat...hihihi..

Jangan lupa sempatkan jalan-jalan ke Pangandaran. Disini yang menurut gw Seafoodnya relatif murah nan fresh. selain itu juga kita bisa belanja oleh-oleh seperti: ikan-ikanan asin, baju-baju pantai, perhiasan, pasang tato temporer, atau sekedar sepedaan keliling pantai.