Friday 10 April 2015

Hollandia: The Best Pattiserie in Malmö

Hollandia is the oldest and considered as one of the best Patisserie in Malmö. First time I visited Hollandia, I (almost) ordered a 'whiskey' cake. Thankfully the staff told me about it. So I decided to order Passion Fruit Cake, which has been my favorite cake so far. First thing when you arrived, you must take your queuing number), wait until the staff call your number to order cakes. You also have to take your own cups, mineral water, and tissue (actually it's very normal in sweden).  
This place also offered several swedish cakes and cookies such as Kannebulle (Cinnamon Roll), Chokladboll, Kladdkaka, etc. They also sell seasonal cakes and cookies like Pepperkakor (Gingerbread) in Christmas and Strawberry Cake in Midsummer.

Swedish has this culture called Fika. This word originated from "back slang" or reversed word from Kaffi/Kaffe (Coffee). It's defined as an afternoon coffee accompanied by cakes or sandwiches. Fika is considered a social institution in Sweden, it means having a (coffee) break with one's colleagues, friends, date or family. Although it described as an afternoon coffee, Fika usually taking place twice a day, around 9 in the morning and 3 in the afternoon.

Hollandia has the best place for Fika Culture. It's located at the city center surrounded between  famous shopping venues Triangeln and Gustav Adolfs Torg. It is good to enjoy your dessert after shopping around.

Extra Tables in front of Hollandia

In Summer, Hollandia will provide extra tables in front of the store, it always been crowded especially in the afternoon and weekends. In late Summer or early Fall and Spring, these extra tables will be equipped with simple blanket and small electric heater. 

For me and my friends, we enjoy our Fika at our hostel's park with our newest summer table provided by the University, with Chocolate Cake that we bought from Hollandia.



Cakes at Hollandia


Thursday 9 April 2015

Coop Nära, The Swedish Alfa Mart

Meminjam istilah nya Kugy di Perahu Kertas, buat gw Coop Nara adalah tempat emergency Pemadam Kelaparan. Mulai dari beli cemilan-cemilan macam Delicatobol & Ben & Jerry's ice cream, Croissant + Susu buat sarapan, ato sekedar beli perlengkapan masak lupa dibeli di grocery store (semacam hypermart).

Istilah "Convenience" juga bener-bener dipegang. Namanya juga Corner Store / Convenience Store, letak Coop Nara ini selalu ada di lokasi strategis perempatan jalan dan ditengah pemukiman (apartemen). Like any other corner store, Coop Nara emang di desain untuk menjual 'daily items' semacam toilettries, jus & soft drinks, rokok, beberapa makanan beku, koran, dll. dan karena lokasinya yang deket ini makanya harga-harga barangnya dipatok lebih mahal dari toko-toko besar.

Konsep penempatan toko-toko disini juga sangat sesuai faedah. Convenience Store letaknya di pemukiman, sementara toko yang agak besar, ditempatin di jalan yang lebih besar, dan wholesale yang menjual barang-barang lebih murah dan lengkap ditempatin lebih jauh lagi. Nah...klo IKEA & MEDIAMARKT (Toko elektronik) ditempatin paling jauhhh... 


Coop Nara deket Hostel, cuma semenit jalan.



Monday 6 April 2015

My Lazy Boy



Di hostel ini tiap kamar di siapin 3 jenis bangku. Dua kursi normal (buat duduk di depan meja kerja), dan satu kursi buat nyantai. Gw menyebutnya  lazy boy karena bentuknya yang pas banget buat leyeh-leyeh.

Gw ngeluarin bangku ini pas winter atau pas non-teaching period. Di musim dingin, bangku ini gw pake buat berkomputer ria pake 'IKEA Laptop Support', dengan posisi kaki bersila dan ditemenin selimut tebel. Kalo non-teaching period (alias liburan jangka pendek), bangku ini gw pake buat streaming nonton seharian (ato bahkan dua mingguan...hehe...).

Tapi kalo di waktu-waktu normal pas hectic kuliah, bangku ini gw simpan di pojok kamar ditemani tumpukan baju kotor dan atau baju yang belum sempet di setrika dan kalo ada temen dateng, tinggal gw tutup pake selimut deh.

-just an ordinary anak kosan-

Salam dari kamar 322 pasca Ujian, lengkap dengan lazy boy yang dihiasi tumpukan baju

Friday 16 August 2013

Ramadhan in Sweden

Bulan ramadhan tahun ini spesial buat gw. Satu, Ini ramadhan pertama jauh dari rumah. Walaupun dulu sempet nge-kos di Depok, tapi tiap weekend masih bisa sempetin buka dan sahur di rumah. Kedua, karena gw tinggal di Eropa Utara dan bulan ramadhan tahun ini bertepatan dengan musim panas, gw pun mengalami puasa sekitar 18-20 jam. Terakhir, Ini bulan ramadhan terakhir saya menjomblo (yang ini hoax tapi boleh dijadiin do’a. ;p).

Karena gw paling ga tahan sama yang namanya laper, gw sampe konsultasi masalah waktu puasa sama Orang Tua dan beberapa temen-temen. Beberapa bilang itu ‘saklek’, yang lain bilang kalo ga kuat bisa ambil dispensasi dengan ngikutin waktu negara lain. Turki misalnya. Pada akhirnya, gw putuskan gw akan coba beberapa hari dulu dengan waktu puasa yg sudah ditentuin. Kalo kuat yaa lanjutin sampe khatam. Alhamdulillah puasa gw full (minus panggilan alam). Seperti kata iklan Red Bull: “The only limit is the one you set yourself”. Gw nya aja yang khawatir berlebihan. Setelah dipikir-pikir malah lebih berat puasa di Jakarta: Panas, keringetan, stres gara2 kena macet, keseringan buka dijalan pula. Walaupun disini musim panas, tapi normalnya cuaca bertahan di sekitaran 21-25. Dan walaupun maghribnya malem banget, gw bersyukur karena hampir tiap hari buka bareng temen-temen. Jadi ga berasa homesick-nya.

Situasi yang bikin ringan adalah di dua minggu terakhir puasa udah masuk libur semester. So gw bener-bener bisa hibernasi. Alhasil jam biologis gw kebolak-balik. Karena rentang waku dari buka ke sahur hanya sebentar, normalnya gw n temen-temen lebih milih begadang sambil nunggu sahur. Sampe pada puncaknya gw pernah baru bisa tidur jam 9 atau 10 pagi dan bablas sampe jam 4 sore. Jadilah gw makhluk nocturnal di bulan puasa ini. FYI di awal-awal puasa kita buka sekitar jam 10 malam dan waktu subuh jam setengah 3 pagi.

Pengalaman yang paling seru adalah acara buka puasa dan sahur bersama yang diadain hampir tiap hari. Tiap orang gantian masak dan gantian jadi tuan rumah dikamarnya. Dipermudah karena tiap kamar dilengkapin dapur pribadi, dan karena kita tinggal disatu gedung asrama yang sama, jadi lebih gampang “ngumpulin” orang.

Ga hanya temen-temen muslim aja yang gabung di acara ini. Mengingat dari sebelum bulan puasa ‘The Botaks’ (peer grup gw) udah sering banget bikin acara masak-masak dan makan bareng, maka mereka yang ga puasa pun ngikut buka, sahur, bahkan ada juga yang (terpaksa) ikut puasa karena ga punya temen makan. Terharu waktu yang jadi tuan rumah temen dari Thailand dan Myanmar. Mereka ga puasa tapi rela masak malem2 buat belasan orang temen-temennya.


 Awal-awalnya sih cuma beberapa temen yang gabung. Gw inget pertama kali sahur kita makan ber delapan. Tapi makin hari orangnya makin nambah. Sampe pernah ada yang nge-host 19 orang dan yang masak pun sampe mesti bertiga. Pernah sekali waktu udah ‘bosen’ sama ifthar yang terlalu rame, kita pun bikin acara ifthar khusus ‘The Botaks’ yang isinya cuma 10 orang.

Hosted by Thailand Delegation
 


Ifthar di kamar gw



Monday 8 July 2013

International Day

Hari dimana mahasiswa/i memamerkan budaya dari negaranya. Fokus nya sih di national dress dan makanan, tapi panitia juga sediain panggung buat yang mau perform. Secara indonesian, kami haus akan aktualisasi diri. So kami 'sedikit' all-out di momen ini. Mulai dari minjem baju-baju daerah ke Kedubes, heboh masak-masak dari beberapa hari sebelumnya, dan last but not least latihan Tarian Daerah dari bulan-bulan sebelumnya!

Makanan yang kita sajikan antara lain: Empek-empek, Sate lontong, Esbuah. National dress kita beragam mulai dari Bali, Riau, Aceh, Sumbar, dll. Untuk performance kita pilih tarian dinding badinding.

Ga sia-sia perjuangan kami. Makanan kita abis sebelum acara berakhir. Sayangnya gw ga sempet foto booth makanannya. Tarian daerah sukses (link youtube nya dibawah), dan national dress terlihat sangat colorful di foto. Alhasil Indonesians ngeborong semua 'piala' favorit: National dress, Food, dan Performance.

International Day ini berhasil ngobatin homesick gw yang udah sebulan ini ngeradang.


Our Performance

Our National Dresses

Friends


    Tarian Indang Badinding